Hindari Korban, Pemerintah Indonesia Hentikan Pengiriman Guru Dan Tenaga Kesehatan Di Wilayah Konflik
JAYAPURA, KNPB News- Tentara dan Polisi Indonesia termasuk media-media cetak, elektronik dan juga Bupati Yahukimo (Didimus Yahuli) yang katanya siap mundur dari jabatannya sebagai Bupati jika benar guru-guru kontrak yang dikirim dari NTT adalah benar agen militer pemerintah indonesia.
Opini miring yang menghebohkan seluruh warga Indonesia dan dunia internasional bahwa Ibu Guru Rosalia Sogen yang dibunuh oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB adalah warga sipil biasa yang berprofesi sebagai guru.
Dalam penyelidikan TPNPB dalam seminggu terakhir dan pada hari Rabu kemarin, telah diketahui bukti-bukti foto bahwa Ibu Guru Rosalia Sogen adalah bagian dari agen intelejen Indonesia yang menyamar sebagai guru di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua.
Mereka di utus oleh negara dengan tujuan mendidik anak-anak Papua dengan nasionalisme Indonesia serta para tenaga kesehatan diutus untuk melakukan pembunuhan terhadap anak-anak Papua dalam hal ini mematikan daya pikir mereka dengan obat-obatan dan makanan bergizi gratis yang penuh dengan racun yang akan membahayakan kesehatan mereka.
Otoritas Pemerintah Indonesia melalui Badan Intelejen Negara (BIN) telah berusaha keras mencoreng nama baik dan wibawa serta mengkambinghitamkan TPNPB tanpa bukti, namun Kebenaran terungkap dengan sendirinya di muka umum.
Oleh karenanya secara masif, terstruktur dan sistematis negara terus memainkan berbagai cara PROPAGANDA dan menciptakan konflik horizontal maupun vertikal di tengah-tengah masyarakat pribumi, melalui TNI dan juga Banpol atau mata-mata yang di pasang sebagai tenaga medis dan Guru honorer di daerah konflik di Papua.
Dan juga pemerintah Indonesia dan seluruh bupati di tanah Papua diminta untuk segera hentikan pengiriman Guru-guru dan tenaga kesehatan ke Papua. Agar terhindar sebagai korban pembunuhan dan penyerangan selama perang terjadi di Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar