Nabire KNPBnews, (17/07) Mahasiswa bersama masyarakat Moni Migani dan seluruh Rakyat Papua turun ke jalan mengelar demonstrasi menolak tambang emas Blok Wabu di Intan Jaya " pada kamis 17/07/2025 di kabupaten Nabire, Papua
Ribuan mahasiswa dan rakyat Papua yang tergabung Front Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat Papua (SMRP) , menyuarakan penolakan terhadap rencana eksploitasi Blok Wabu di Intan Jaya, Papua Tengah sambil membawa baliho besar bertuliskan:
“Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat Papua Menolak Investasi Eksploitasi Blok Wabu Intan Jaya.”
Dalam orasi mereka, massa menyuarakan tema aksi: “Blok Wabu itu saya, nyawa saya, hidup saya, dan juga paru-paru dunia. Menolak eksploitasi Intan Jaya.”
Foto : Ribu Massa aksi menuju kantor DPR Provinsi Papua Tengah di jalan pepera, Kabupaten Nabire, Kamis 17/7/2025.
Massa mengusung thema: "BLOK WABU ITU SAYA, NYAWA SAYA, HIDUP SAYA, DAN PARU-PARU DUNIA; TOLAK EKSPLOITASI DI INTAN JAYA!" Blok Wabu menyimpan 8,1 juta ton emas dan merupakan salah satu cadangan emas terbesar di dunia.
Tetapi penambangan yang dilakukan akan menghancurkan ruang hidup masyarakat, dimana air tercemari, tempat berkebun dan berburu lenyap, sementara keuntungan bukan dirasakan oleh masyarakat.
Belajar dari Freeport Indonesia, rakyat Papua hanya menjadi penonton dan miskin di atas negerinya sendiri. Hari ini Blok Wabu dikelola oleh perusahan asal Australia yang menggandeng perusahan-perusahan nasional asal Indonesia, yang mayoritas jabatannya diduduki oleh petinggi militer.
Sebagai konsekuensi, rakyat Papua bukan hanya menjadi penonton, ruang hidupnya rusak, tetapi menjadi korban pembunuhan sewenang-wenang oleh militer Indonesia yang difasilitasi untuk mengamankan akses modal ke Blok Wabu.
Terhitung sejak 2018, ribuan rakyat Intan Jaya telah mengungsi akibat operasi militer Indonesia dan ratusan orang telah dibunuh termasuk pdt Yeremia Zanambani yang ditembak mati oleh TNI tahun 2020.
Ini adalah kejahatan! Sehingga rakyat Papua yang tergabung dalam Front SMRP dengan tegas menolak kehadiran Blok Wabu di atas tanah mereka.
Aksi berlangsung sejak pukul 07:00 Waktu Papua dan massa mulai berkumpul di masing-masing titik kumpul yang sudah ditentukan di sudut-sudut Kota Nabire. Massa mulai bergerak menuju Kantor Gubernur, tetapi dihalangi oleh pihak kepolisian. Namun, karena tumpahan massa yang jumlahnya ribuan, blokade polisi akhirnya tembus dan massa menggelar aksi secara damai.
Admin: KNPB News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar