Selasa, 24 Juni 2025

Warga Mengungsi Akibat Konflik Bersenjata Antara TPNPB Dan Militer Pemerintah Indonesia Di Kabupaten Puncak

 Warga Mengungsi Akibat Konflik Bersenjata Antara TPNPB Dan Militer Pemerintah Indonesia Di Kabupaten Puncak


ILAGA, KNPBnews , Senin,23 Juni 2025. Para pekerja kemanusiaan independen melaporkan dari Kabupaten Puncak bahwa pada hari Senin, 23 Juni 2025 sekitar pukul 15.50 warga sipil dari Distrik Yugumowak, Kabupaten Puncak telah mengungsi ke wilayah Distrik Sinak untuk mencari perlindungan akibat konflik bersenjata antara TPNPB dengan Militer Indonesia.


Konflik bersenjata tersebut telah terjadi sejak 22 Juni 2025, kemarin di Kabupaten Puncak namun meluas pada dini hari di pemukiman warga sipil dibeberapa Kampung dari wilayah Distrik Yugumowak. Sehingga seluruh warfa sipil dari anak hingga lansia terpaksa mengungsi dari kampung halamannya di Kabupaten Puncak. 


Dalam laporan yang disampaikan oleh para pekerja kemanusiaan independen bahwa ratusan aparat militer indonesia telah dikerahkan dari Ilaga ke Distrik Yugumowak dan Distrik Sinak untuk melawan pasukan TPNPB. Namun pengerahan pasukan Militer Pemerintah Indonesia ke wilayah permukiman warga sipil mengakibatkan ketakutan akibat rentetan bunyi tembakan terus terjadi sehingga warga mengungsi.


Admin: KNPB News 


Minggu, 22 Juni 2025

Teror Dan Intimidasi Terhadap Organisasi AMP Dan FRI-WP Adalah Upaya Pembungkaman Ruang Demokrasi Dan HAM


Yogyakarta, KNPBnews , Kamis (19/06 ) Front Rakyat Indonesia - West Papua dan Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) mendapatkan teror dari orang yang tidak dikenal. Diketahui bahwa teror tersebut berhubungan erat dengan aktivitas politik FRI-WP yang mendukung Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi Bangsa Papua sebagai solusi Demokratis atas persoalan bangsa yang masih terjadi di Papua. 


Menurut penjelasan kronologi kejadian ada sebuah Grab masuk ke dalam halaman Kamasan Yogyakarta, Grab tersebut membawa paket berisi makanan dan minuman serta terdapat dua pucuk surat dengan informasi pengirim yang tidak jelas berikut penjelasannya 

" Pada tanggal 18 Juni 2025, jam 03-an sore (tidak lihat waktu yg jelas) seorang grab masuk ke halaman asrama Kamasan Yogyakarta, membawa paket makanan dan minum serta berisi 2 surat dengan pengirim yang tak jelas (ketika ditanya siapa pengirim/pemesan paket, mrk sebut ketua asrama kamasan, ditunjukan titip kepada kawan-kawan AMP yang berinisial "Paul". Paket tersebut ditaruh depan kamar pengirim tanpa dibuka. 


Esok harinya, pada tgl 19 Juni 2025, sekitar pukul 12.10 siang masuk asrama Kamasan seorang grab dengan membawa paket diisi dlm tas berwarna merah, dan ditanya pengirim sama dengan pengirim yg sebelumnya sehingga barang ditaruh di tempat yg sama.


Pada pukul 13.00, datang juga seorang grab membawa 2 paket kardus dengan nama pengirim yang tak jelas, hanya ditunjukan kepada kawan-kawan AMP yang berinisial yang sama seperti diatas. 


Tapi setelah diterima paket semua, kemudian konfirmasi sama pengirim yang dikasih tahu oleh semua mas grab yakni ketua asrama, ternyata hal tersebut tidak benar" menurut konfirmasi oleh ketua asrama mahasiswa Papua di Kamasan Yogyakarta bahwa "saya tidak perna kirim/pesan barang apapun".



Lanjutnya lagi dalam penjelasan " Kami mengumpulkan 4 paket untuk membuka karena tak jelas dan kami mulai curiga dengan hal yang terjadi di Bali.


* Paket 1

- Pesanan makanan dan minuman serta berisi 2 surat dalam amplop. Isi suratnya kata-kata provokasi, mereka mengatasnamakan surat dari anak-anak Papua yang tinggal di Asrama Kamasan kepada kawan Solidaritas Indonesia atau FRI-WP berinisial "I".


* Paket 2

- Tas merah, dalamnya kardus berisi ayam busuk yang sudah mati dan depannya ditaruh tulisan provokasi singkat dan gambar kawan FRI-WP tersebut.


* Paket 3 & 4

- Diantar 2 paket kardus berbeda tapi antar saat bersamaan.

- Kardus yang 1 berisi kotoran (tai) ayam busuk, sampah plastik busuk dan paling atas ditaruh kertas dengan tulisan provokasi.

- Kardus yang 1 berisi my instan kotor, sudah ber abu-abu. Diatas mereka taruh kertas putih juga dengan tulisan provokasi.


Mereka datang mengantar barang dengan motif yang sama, mengatasnamakan dengan pengirim yang tak jelas.


Semua paket yang diterima dengan berbagai barang busuk dan tulisan-tulisan provokasi. Kami mendokumentasikan semua, dan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) bersama Front Rakyat Indonesia - West Papua memohon pemantauan dan advokasi terhadap Intimidasi dan teror yang didapatkan oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan eksistensi gerakan perlawanan yang menyuarakan nasib bangsa Papua 



Admin: KNPB News 

Rabu, 18 Juni 2025

Tiga Warga Sipil Terbunuh Dalam Operasi Militer Indonesia DI Intan Jaya

 Tiga  Warga Sipil Terbunuh Dalam Operasi Militer Indonesia Di Intan Jaya


Intan Jaya , KNPBnews ( 18/06/2025 ) . Tiga orang warga sipil ditembak oleh Militer Pemerintah Indonesia , dalam penyisiran yang dilakukan oleh Militer Pemerintah Indonesia yang terjadi di Distrik Sugapa , Intan Jaya , Papua 

Menurut laporan dari pekerja kemanusiaan independent di Intan Jaya menyampaikan bahwa , militer Indonesia memasuki kampung Gamagae/ Bulapa pada 08 Juni 2025 pukul 02 : 30 malam  wp.

Militer pemerintah Indonesia ( TNI ) memasuki kampung tersebut melalui 3 jalur lewat sungai Waeabu , Mimibau , Bulabu , tiba di kampung Yoparu dan Gamagae . setibanya di perkampungan Militer masuk dan melakukan penembakan secara membabi buta hingga rentetan  bunyi tembakan dari arah Bulapa dimulai pukul 04 : 15 – 07 : 30 wp . 

Masyarakat Yoparu melarikan diri ke halaman Gereja Katolik Galunggama, sedangkan masyarakat dari kampung Bulapa terpaksa melarikan diri ke dalam hutan dan mengungsikan diri ke tempat atau perkampungan terdekat. 

Dalam aksi penyerangan  yang terjadi pada Rabu 18 Juni 2025 , ada  tiga ( 3 ) orang warga sipil menjadi korban , mereka ditembak mati oleh Militer Pemerintah Indonesia di halaman rumah mereka di Mimitapa.

3 orang warga sipil yang menjadi korban tersebut antara lain . Isak Kobogau ( 43 th ) , Alphon Kobogau ( 20 th ) , Yohanes Tipagau ( 40 th ) , menurut laporan dari pekerja kemanusiaan independent menyampaikan bahwa selain tiga orang yang ditembak mati oleh Militer Indonesia, masih banyak warga sipil yang menjadi korban kekejaman Militer Pemerintah Indonesia yang hingga saat ini belum terdata karena situasi yang begitu sulit dan tidak kondusif karena daerah tersebut berada dalam tekanan kekuatan militer Indonesia . 



Admin: KNPB News 


Senin, 16 Juni 2025

Penyaluran Bantuan Bama Tahap Dua Oleh Komisariat Cabang Mimika , Kerukunan Umat Mee Dan Paroki Katedral Keuskupan Timika

 Penyaluran Bantuan Bama Tahap Dua Oleh Komisariat Cabang Mimika , Kerukunan Umat Mee Dan Paroki Katedral Keuskupan Timika


Senin ( 16 / 06 ) Komisariat Cabang Kabupaten Mimika,Kerukunan Umat Mee dan Paroki Katedral Keuskupan Timika kembali menyalurkan bantuan bama bagi warga pengungsi yang berada di Distrik Gome dan ibukota Ilaga Kabupaten Puncak . 

Penyerahan bantuan kemanusiaan dijemput oleh Pastor Paroki bersama Pemuda Katolik serta OMK Pusat Paroki Gome pada pukul 08.00 pagi di bandara Amigaru dan rombongan kemudian tiba di Paroki Pusat pukul 10 wp, penyerahan bantuan diwakili oleh Pastor Paroki Febronius Angelo,Pr bersama kedua akolit Bpk. Keles Waker dan Bpk. Matias Tabuni serta perwakilan Pemuda Katolik Frits Alom diberikan kepada umat ( warga pengungsian ) dan ucapan terimakasih atas bantuan bama diwakilkan oleh Sdr. Jery Waker anggota Komisi Kerawam Dewan Paroki . 

Bama kemudian di bagi ke 6 tenda pengungsi ,beberapa tenda berada di distrik Gome dan beberapa lainnya di Kota Ilaga . di Distrik Gome Kompleks Gereja Katolik yang berdiri tenda pengungsi diberikan 11 sak beras ditambah 11 karton supermi , minyak goreng,biskuit dan 2 karung pakaian layak pakai , kemudian bantuan bama lainnya dibagikan ke Posko Yegernok,Posko Jalan Moko,Posko Kimak,Posko Wuloni dan Posko Gome dengan jumlah yang sama . 

Warga sipil pengungsi yang menerima bantuan tersebut merasa sangat bersyukur dan berterimakasih kepada pihak keuskupan yang senantiasa menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi warga pengungsi di Ilaga,Puncak . 


Admin: KNPB News 

Minggu, 15 Juni 2025

Pemekaran Kabupaten Mapia Raya Mempercepat GENOSIDA, EKOSIDA DAN ETNOSIDA.


Manukwr, KNPBnews ( 14 / 06 ) , KNPB bersama Mahasiswa Dogiyai di Manokwari menggelar diskusi bersama membahas persoalan Pemekaran Kabupaten Mapia Raya Mempercepat GENOSIDA, EKOSIDA DAN ETNOSIDA. 


KNPB Mnukwar Sebagai media Rakyat Papua Barat memiliki tanggung jawab moral untuk menyampaikan atas semua masalah ancaman negara terhadap orang papua. 

Maka melihat dari dinamika Geo politik internasional dan nasional, dan juga ekonomi global hari ini Indonesia selalu menghancurkan SDA, mengambil alih hutan gunung tanah dan laut hanya demi kepentingan kapitalis asing dan semua petinggi republika ini dengan berbagai kekuasaan melalui berbagai cara demi kepentingan ekonomi akhirnya orang Papua menjadi target dan ancaman pemusnahan ras, budaya, hutan 


Diskusi mengenai genosida ,ekosida dan etnosida dipimpin langsung oleh jubir KNPB Mnukwar Tn. Edison Iyai 


Genosida sebagai ancaman nyata yang terjadi di tanah Papua mulai dari operasi militer pembunuhan massal pemusnahan ras dan bangsa dan juga penghancuran diluar hukum. 

 pemusnahan bangsa melalui non fisik dari negara menghancurkan moralitas anak anak bangsa melalui minuman keras atau miras Lem Fox seks bebas GB dan lain lain. 


Sedangkan ancaman ekosida pemusnahan ekosistem dan ekologi pemusnahan flora dan fauna kerusakan hutan dan ilegal logging dan penggusuran hutan pembunuhan hewan dan tumbuhan disekitar dan pencemaran air dan lingkungan di sekitar. 


Etnosida, pemusnahan sejarah dan bahasa berdasarkan 7 unsur kebudayaan , yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem teknologi dan peralatan hidup, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian. 

namun situasi papua hari ini benar benar 7 unsur kebudayaan ini Indonesia sedang menghancurkan. 


Indonesia mulai menghancurkan budaya papua melalui berbagai cara untuk benar benar budaya dan tradisi ini untuk dihilangkan secara masif dari berbagai sisi. 

Dalam diskusi ini mahasiswa sangat antusias  dan menyampaikan pikiran yang kritis berdasarkan dan ancaman genosida etnosida dan ekosida yang mereka lihat dan rasakan di tanah Papua. 


Melihat dari tiga poin utama ancaman diatas mahasiswa Dogiyai menemukan ancaman genosida , etnosida dan ekosida yang ada dan akan terjadi di daerah Dogiyai.


Melihat dari kondisi masyarakat dan wilayah di Mapia, Mahasiswa Dogiyai berpendapat bahwa apabila pemekaran kabupaten baru yang disebut Mapia Raya itu dimekarkan oleh negara dan elit elit politik lokal berarti ancaman genosida, ekosida dan etnosida itu akan terjadi.  

Sehingga mahasiswa Dogiyai menyatakan bahwa pemekaran kabupaten mapia Raya itu merupakan pintu masuk pemusnahan manusia hutan dan alam serta budaya dan adat istiadat di daerah dogiyai dan Mapia. 


Selepas diskusi bersama mahasiswa Dogiyai dari pengurus korwil dan perwakilan senior pengurus asrama serta DPO korwil Dogiyai juga menyampaikan bahwa, mahasiswa tidak hanya kita kuliah tapi , diskusi semacam ini perlu ditingkatkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita, dan sebagai mahasiswa, untuk melihat masalah dan situasi yang terjadi di tanah Papua secara baik 


                         

Admin: KNPB News 


Jumat, 13 Juni 2025

IMPT Manokwari: Menolak DOB Di Seluruh Tanah Papua

 


Manokwari, KNPBnews . Pada Kamis 12 Juni 2025 , Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah (IMPT) Manokwari Papua Barat Melakukan aksi mimbar bebas Penolakan terhadap kebijakan pemerintah Indonesia terkait Daerah Otonom Baru (DOB).


Dalam aksi tersebut mahasiswa menyampaikan bahwa pemekaran DOB hanya akan membawa lebih banyak aparat, lebih banyak kantor pemerintahan, dan lebih banyak proyek pembangunan semua yang ujung-ujungnya adalah perampasan ruang hidup rakyat. Bukan kesejahteraan yang datang, tapi penjajahan yang dipermanenkan.

Sehingga mahasiswa mewakili masyarakat Papua menyatakan sikap tegas menolak tegas  kehadiran Daerah Otonomi Baru yang hendak dilakukan melalui penambahan beberapa pemekaran wilayah Provinsi dan Kabupaten/kota di atas tanah Papua . 



Admin: KNPB News 


Kamis, 12 Juni 2025

Solidaritas Rakyat Dan Mahasiswa Papua Anti Investasi : Menolak Kehadiran Tambang Nikel Di Raja Ampat Dan Investasi Apapun Yang Merusak Di Seluruh Tanah Papua

Solidaritas Rakyat Dan Mahasiswa Papua Anti Investasi : Menolak Kehadiran Tambang Nikel Di Raja Ampat Dan Investasi Apapun Yang Merusak Di  Seluruh Tanah Papua 




Jayapura, KNPBnews ( 12/06 ) , mahasiswa Papua bersama seluruh Rakyat Papua yang tergabung dalam Solidaritas Rakyat dan Mahasiswa Papua Anti Investasi melakukan aksi damai menuntut pencabutan ijin permanen tambang nikel di Raja Ampat dan menolak kehadiran tambang nikel di Raja Ampat serta investasi apapun yang merusak  di atas tanah Papua. 


Aksi yang berlangsung dihadang oleh aparat kepolisian Indonesia dengan kekuatan penuh, penghadangan hingga penangkapan terjadi terhadap dua orang salah satunya adalah advokat muda anggota LBH Papua  dan seorang bernama Kolki Gwijangge salah satu mahasiswa Uncen jurusan Ilmu hukum

Dalam aksi damai tersebut mahasiswa mengeluarkan pernyataan sikap menolak kehadiran tambang nikel Raja Ampat sekaligus dengan beberapa pernyataan sikap 


Berikut isi pernyataan sikap resmi oleh; 

 SOLIDARITAS RAKYAT DAN MAHASISWA PAPUA ANTI INVESTASI

                 PERNYATAAN SIKAP

Sejak berdirinya Bangsa Indonesia, 17 Agustus 1945, kontroversi mengenai masa depan Papua (dalam Bingkai NKRI) diperdebatkan oleh para pendiri Negara Indonesia. Namun keinginan dalam mendominasi Sumber Daya Alam Papua, maka Papua tegas dipertahankan. Di samping itu, secara de facto Papua yang merupakan bagian dari kekuasaan Belanda, sejak dimanifestokan pada tahun 1828, tetap dipertahankan oleh Belanda sekaligus mempersiapkan kemerdekaan Papua pada tahun 1961. 


Melihat sikap Belanda tersebut, Indonesia kemudian memainkan peran Non-Blok, dengan mencari bantuan peralatan militer dari negara komunis Soviet dan China yang berpuncak pada operasi Mandala, pada 19 Desember 1961, yang dikenal dengan Trikora alias Tiga Komando Rakyat: 1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda, 2) Kibarkan Sang Merah-Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia, dan 3) Bersiaplah dimobilisasi guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa; untuk mengusir Belanda. 


Tindakan negara Indonesia tersebut guna mencuri simpati sekaligus ketakutan Amerika guna membujuk sekutunya Belanda agar keluar dari Tanah Papua. Melihat situasi tersebut, Amerika lalu memainkan peran diplomasinya, dengan mempertemukan Indonesia dan Belanda (tanpa Papua), untuk menentukan nasib masa depan Papua, lewat perundingan New York Agreement, dan Roma Agreement pada tahun 1962. Hasil perundingan tersebut menyebabkan Belanda secara perlahan meninggal Papua dan menyerahkan Papua ke Indonesia pada 1 Mei 1963.


Selanjutnya Reformasi pun bergulir di Indonesia menggantikan pola sentralistik orde baru, dan masalah Politik “Merdeka” Papua kembali mencuat oleh dorongan TIM 100 yang menyampaikan aspirasi merdeka kepada presiden Transisi Indonesia B. J. Habibie. Namun untuk mencegah konflik berkepanjangan di Papua mendorong Intelektual Papua (Akademisi dan LSM) menyusun rancangan Otonomi Khusus bagi Papua, yang dianggap sebagai solusi masalah Papua. Akhirnya, Otonomi Khusus berlaku di Tanah Papua dan sekaligus mempertahankan status quo Indonesia di Papua serta Otonomi Khusus dalih Indonesia untuk memberikan Citra baik Indonesia terhadap dunia internasional, dan sekaligus “mencuci tangan” terhadap kasus kejahatan kemanusiaan selama 32 Tahun pemerintahan Soeharto. Manipulasi sejarah dengan kebijakan Jakarta untuk Papua selama ini jelas bahwa kepentingan hanya satu, yatu kepentingan (ekonomi Politik). Hal tersebut terbukti dari proses sejarah yang masih dalam bayang hitam.


Lebih lanjut, selama 58Tahun penguasaan Sumber Daya Alam Nemangkawi PT. Freeport, tak ada satupun keuntungan yang berhasil memberikan dampak yang signifikan bagi rakyat Papua sebagai pemilik negeri. Disamping kenyataan yang hari ini menyengsarakan rakyat Papua di Bumi Amungsa, yakni dihasilkannya Limbah, dirusaknya hutan menjadi lahan tambang dan merusak tatanan sosial masyarakat Amungsa, hingga berujung pemusnahan sistematis akibat mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi limbah beracun PT Freeport merupakan wujud nyata dari kerakusan oligarki Jakarta yang tidak memperdulikan nasib masyarakat setempat. Sekali lagi Jakarta tidak ingin membangun Papua kecuali merampok sumber daya alam dengan pendekatan militer. Ribuan, bahkan ratusan masyarakat nyawa melayang setiap detik hanya karena kepentingan investasi asing, tidak hanya rakyat biasa (Sipil) TNI Polri pun menjadi tumbal.


Oleh karena itu kami yang tergabung dalam solidaritas dan Rayat Anti Investasi Menuntut dan menyatakan sikap bahwa.

1. Hentikan dan cabut izin Pertambangan Nikel yang masih beroperasi di Raja Ampat

2. Hentikan merampas lahan milik Mayarakat adat di merauke berkedok proyek starategi nasional (PSN) di Merauke, Papua Selatan

3. Cabut izin Investasi kapitalisme di seluruh tanah Papua yang mendapatkan restu dari Bahlili Lahadia terutama Fakfak, Papua Barat Daya, dan Merauke

4. Mengecam dan Tolak Wacana Tambang Emas di Blok Wabu, di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah

5. Tarik militer organik dan non Organik dari seluruh Tanah Papua

6. Hentikan operasi militer Indonesia terhadap masyarakat sipil terutama di Intan Jaya, Yahukimo, Nduga, Pengunungan Bintang, dan Puncak

7. Segera Adili, serta pecat 4 pelaku anggota Brimob  penembak Tobias Silak di Yahukimo pada 20 Agustus 2024

8. Segara ungkap pelaku yang melempar Bom Molotov di Kantor Jubi pada 16 oktober 2024

9.  Berikan Hak Menentukan Nasib sendiri sebagai solusi demokratis


Demikian Pernyataan sikap ini dapat kami sampaikan, kiranya perjuangan untuk tanah air tetap berlanjut.!!

Jayapura, 12 Juni 2025.

 KORLAP UMUM ( Apolos Akmuri ) PENANGGUNG  JAWAB ( Kamus Bayage)





Admin: KNPB News 


Warga Mengungsi Akibat Konflik Bersenjata Antara TPNPB Dan Militer Pemerintah Indonesia Di Kabupaten Puncak

 Warga Mengungsi Akibat Konflik Bersenjata Antara TPNPB Dan Militer Pemerintah Indonesia Di Kabupaten Puncak ILAGA, KNPBnews , Senin,23 Juni...