Para Pengungsi Intan Jaya, 29 Maret 2025
Para pekerja kemanusiaan independen melaporkan kepada Media KNPB News bahwa pada tanggal 27 Maret 2025 Militer Indonesia melakukan penembakan liar terhadap Mobil Patroli Brimob sebagai skenario oleh mereka untuk menjalankan misi operasi, sehingga operasi militer di wilayah Intan Jaya pun terjadi dengan kekuatan penuh, operasi tersebut mengakibatkan terjadinya baku tembak antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan Militer Indonesia usai memasuki Kampung Janamba, Distrik Hitadipa. Operasi susulan dilakukan pada 28 Maret yang mengakibatkan terjadinya baku tembak antara kedua belah pihak yang mengakibatkan Prada Fuad Siregar personil anggota TNI tewas setelah terkena tembakan di dada, Jazad korban sementara berada di lokasi kejadian selama sehari sebelum dievakuasi.
Keesokan harinya pada 29 Maret, Aparat gabungan militer pemerintah Indonesia dikerahkan dari Timika dengan menggunakan empat unit helikopter militer dan dua unit pesawat militer, satu diantaranya pesawat Casa buatan Spanyol yang dibeli oleh TNI AL, sekitar pukul 08.00 pagi semua angkatan militer Indonesia dari Timika tersebut telah memasuki lapangan terbang Sokopaki di pusat Kota Sugapa, Kabupaten Intan Jaya untuk melakukan operasi udara dan evakuasi Prada Fuad Siregar yang tertinggal di hutan setelah mengalami luka tembak.
Operasi udara sejak pagi hingga sore tersebut berhasil evakuasi jazad Prada Fuad dari hutan yang berada di Kampung Janamba. Selama operasi udara berlangsung, aparat militer Indonesia secara brutal melakukan penembakan ke rumah-rumah warga sipil serta menembak bom kearah perkampungan warga sipil sehingga seluruh warga yang berada di Kampung Zanamba, Eknemba, Titigi dan kampung-kampung terdekat di wilayah Distrik Hitadipa dan Sugapa mengungsi dari areal ledakan bom.
Dalam laporan yang disampaikan oleh pekerja kemanusiaan independen mengatakan bahwa seluruh warga dari anak balita, anak-anak, remaja, perempuan dan ibu hamil serta lansia melarikan diri dari rumah mereka di dua distrik akibat ledakan bom yang ditembak oleh pasukan militer Indonesia ke wilayah mereka, akibat serangan tersebut mengakibatkan seorang warga sipil menjadi korban dan lainnya belum bisa dipastikan jumlah rumah dan bangunan lainnya yang menjadi sasaran penembakan. Karena situasi masih siaga oleh kedua belah pihak.
Serangan Bom masih berlanjut pada 30 Maret di areal perumahan warga sipil setelah sebuah drone yang dikendalikan oleh aparat militer menurunkan bom di Distrik Sugapa selama pertempuran terjadi.
Setelah terjadinya pertempuran di luar pusat kota Sugapa, aparat militer Indonesia kembali ke Markasnya di Mamba, dan melakukan operasi di pusat kota Sugapa, sehingga dalam operasi tersebut pihak militer Indonesia melakukan pembakaran terhadap sebuah rumah warga sipil di Mamba yang belum diketahui dengan jelas dugaannya terjadinya pembakaran selama situasi masih memanas.
Sementara seluruh warga sipil dari balita hingga lansia yang telah meninggalkan rumah, kebun dan ternak mereka di kampung halamannya belum bisa dipastikan aman hingga sekarang. Bahkan gereja-gereja sementara di tutup akibat operasi militer Indonesia di wilayah mereka setelah bentrok dengan pasukan TPNPB yang sudah memasuki hari ke empat.
Admin : KNPB News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar